Semangat Bapak Tukang Loak
3:59:00 PMIbu saya punya langganan untuk meloakkan koran atau barang-barang yang sudah tidak pernah terjamah di gudang. Suatu hari beliau pernah cerita kepada saya.
Ibu saya sedang bercakap-cakap dengan tukang loak itu. Karena sudah langganan si tukang loak itu juga bercerita sedikit tentang keluarganya. Di tengah percakapan tukang loak itu berbicara demikian,"Bapaknya sekarang boleh cuman jadi tukang loak. Tapi nanti anak saya harus sekolah tinggi supaya bisa merubah hidup keluarga."
Ini adalah cerita lama, sekitar 2-3tahun yang lalu. Namun saat itu saya hanya menanggapi dengan angin lalu. Masuk telinga kanan keluar lagi telinga kanan.
Setelah waktu berjalan cukup lama saya teringat lagi akan cerita itu, ketika hari ini saya bertemu dengannya di tengah kesibukan saya mengerjakan final project alpro. Dulu tukang loak itu pernah menawar ac di rumah saya yang lama yang memang sudah tidak berfungsi(baca:rusak). Nah, saat saya pindah rumah bapak itu berusaha mencari info rumah saya yang baru untuk menawar ac tersebut. Saat bapak loak itu datang, sayang bapak dan ibu sedang keluar. Dia bilang kepada saya akan menunggu bapak atau ibu saya pulang. Dia juga sempat untuk minta menelponkan ibu untuk memberitahu hal ini. Saat itu saya menolak, tapi selang setengah jam karena kepikiran bapak itu lama menunggu akhirnya saya telpon ibu saya dan ibu saya menyuruh untuk meminta kontak bapak loak itu.
Dari seorang bapak loak yang memiliki semangat untuk menyekolahkan anaknya untuk merubah hidup. Di saat kulitnya mulai mengasar, keringat bercucuran karena terik matahari ia tidak mengedurkan semangat untuk impiannya.
Disini saya malu dan sadar. Kenapa saya malu? Saat mengerjakan final project alpro ini saya merasa malas dan putus asa.
Padahal masuk sistem informasi ITS adalah murni pilihan saya! Keinginan saya! Impian awal saya!
Selain itu saya juga sadar apa yang saya butuhkan hampir semuanya terpenuhi. Berbeda mungkin dengan anak tukang loak tersebut, yang mungkin mengalami banyak tantangan lain dalam mengejar cita-citanya. Bahkan sampai 2-3tahun ini saya yakin bapak tukang loak tersebut masih bersemangat demi anak dan keluarganya. Dan anaknya meski dengan banyak kekurangan dia pasti semangat menjalani semua tugas-tugasnya. Ini yang membuat saya sadar dan malu.
Perlu instrospeksi diri, lihat kedalam. Kita boleh saja mendongak kelangit melihat impian kita di atas tapi jangan lupa juga untuk melihat kebawah.
Puji dan syukur harusnya selalu kita ucapkan dalam setiap keadaan. Tidak hanya saat kita mengalami hal baik, namun juga hal paling buruk sekalipun. Karena hal terburuk yang kita dapatkan bisa menjadi instorpeksi diri kita untuk melihat kebawah dan mungkin masih ada orang lain yang mengalami nasib lebih buruk dari kita. Sukses berawal dari sini.
God Bless
0 komentar