Campur Tangan Yang Merugikan

9:33:00 AM

Timnas Merah Putih sepertinya selalu direcoki kepentingan non teknis. Kali ini perseteruan antara PSSI dan LPI. Kita tahu PSSI sangat ketakutan kalah pamor dengan ISL "nya" vs LPI. Sehingga PSSI dengan menghalalkan segala cara, maupun alasan untuk menghambat dan menghentikan kompetisi tandingan yang bernama LPI.Sebagaimana kita ketahui LPI yang di gagas miliarder Arifin Panigoro dalam kompetisinya akan memberi dana berkelimpahan kepada klub sehingga klub tersebut tidak bergantung lagi pada dana APBD. Lalu LPI juga menjanjikan akan menganut fair play dengan mendatangkan wasit berkualitas internasional. Namun sayang, niatan dan gagasan yang baik ini justru terhambat oleh induk persepakbolaan Indonesia sendiri. Niat yang sama-sama ingin memajukan sepak bola Indonesia justru dipandang lain oleh PSSI. PSSI takut karena selama ini mereka telah jatuh nama"nya" di mata orang-orang Indonesia. Bagaimana itu terjadi?

Mulai dari ketua umunya, Nurdin Halid yang kita ketahui beliau adalah seorang koruptor. Kenapa saya bilang koruptor? Karena selain sudah pernah menginap di hotel prodeo karena tindak korupsinya, beliau juga telah mencuri kebanyakan hak dan impian rakyat Indonesia. Rakyat Indoensia yang memang sudah tidak mau dibohongi lagi oleh Nurdin menuntut turun, namun sayang Nurdin seperti menutup telinga dan mata(atau justru dia tidak punya telinga dan mata?).

Dari hal itulah PSSI yang saat ini dikuasai Nurdin dan teman sepermainannya takut kalah pamor dengan LPI. PSSI "milik" Nurdin saat ini memiliki ISL dengan segala gemerlap dan uang yang berkelimpahan dari sponsor. ISL yang sering disebut banyak merugikan klub-klub, mulai dari jadwal yang sering berubah-ubah, lalu cerita tentang pertandingan yang tidak fair play sampai klub-klub yang memiliki tanggungan kepada pemain yang tidak dicarikan jalan keluar dan akhirnya PSSI "milik" Nurdin tetap menuntut untuk menjadi profesional.

Dari berbagai hal tersebut kini kita juga dapat melihat setelah tiga klub yaitu PSM Makasar, Persema Malang dan Persibo yang akhirnya mengundurkan diri dari ISL dan ikut LPI supaya bisa menjadi klub yang profesional tanpa membebani APBD justru akan diberi sanksi oleh PSSI "milik" Nurdin.

Sanksi yang akan diberikan kepada klub maupun pemain yang ikut LPI ini berimbas pada pemain Nasional, yaitu Irfan Bachdim. Irfan seperti kita ketahui telah terikat kontrak dengan Persema, yang telah mengundurkan diri dari ISL dan ikut LPI. Irfan saat ini sedang "galau". Di satu sisi dia ingin tetap bermain dengan Persema yang sudah mengurus segala kebutuhan sehingga Irfan bisa bermain di Indonesia di satu sisi dia ingin membela Timnas Indonesia.

Pemain yang ikut LPI terancam tidak bisa masuk dalam Timnas Indonesia. Dan Irfan Bachdim atas kebijakan ini terancam juga tidak bisa masuk dalam Timnas Indonesia. Karena sesuai regulasi, pemain-pemain yang mengikuti seleksi Timnas itu harus berasal dari klub yang berlaga di ISL.

Irfan Bachdim memang harus memilih. Apakah dia akan memilih LPI demi menghormati kontraknya bersama Persema Malang. Ataukah dia harus tunduk pada ancaman PSSI demi menyelamatkan mimpinya bermain bersama timnas.

Apapun pilihan Irfan, yang pasti adalah ucapan pelatih Alfred Riedl kembali terbukti kebenarannya. Bahwa banyak kepentingan non-teknis yang merecoki.

Sumber dari Yahoo! News

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images