Proyek IT di Indonesia

2:33:00 PM

Pembangunan IT di Indonesia ini masih sering mengalami kegagalan. Bisa terlihat dari beberapa faktor mulai dari anggaran yang paling kentara. Di tulisan kali ini saya mencoba sedikit menelaah sebuah proyek IT prestisius ditahunnya, yaitu Siskomdagri. Apa yang saya tuliskan disini berdasar dari apa yang saya pelajari sendiri baik dari perkuliahan maupun internet.

Sebuah proyek IT bisa dikatakan sukses apabila berjalan tepat waktu, biaya sesuai anggaran atau dibawah anggaran dan sistem bekerja sesuai kebutuhan. Biasanya jika salah satu kriteria yang ada tidak terpenuhi maka proyek IT tersebut sudah bisa dibilang gagal. 
Kedepannya akan ada banyak proyek IT yang akan bermunculan apalagi peranan IT dalam bisnis semakin tak terelakkan. Nah, maka dari itu mari kita belajar terlebih dahulu dari pengalaman proyek IT yang sebleumnya sudah ada.
Berikut ini identifikasi mengenai proyek IT dalam perkembangan e-Government di Indonesia.
Pada tahun 1997 Departemen Dalam Negeri (saat ini Kementerian Dalam Negeri), bertujuan membangun proyek prestisius berupa jaringan tertutup dengan nama proyek Sistem Komunikasi Dalam Negeri (Siskomdagri). Siskomdagri ini adalah proyek pemasangan Very Small Aparature Terminal (VSAT) di seluruh Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Proyek ini hanya bertahan sampai 2002, ini karena Pemda merasa keberatan dalam pembayaran iuran tahunan.


1. Jeleknya Requirements
Biasanya Business user membutuhkan sistem, software, aplikasi yang biasanya mereka sendiri tidak tahu seperti apa yang mereka butuhkan. Nah dalam hal ini kita tahu bahwa tiap-tiap Pemda berdiri sendiri-sendiri dan tidak ada standarisasi, disebabkan karena kebijaksanaan yang berubah-ubah pada tahun tersebut. Padahal sistem tersebut dibentuk untuk membantu jaringan Pemda kepada Pemerintah pusat.

2. Lingkup Pekerjaan Membengkak
Ini masih berkaitan dengan kebijaksanaan yang berubah-ubah dan tidak ada standarisasi. Sehingga bisa saja Pemda menjadi lebih “kreatif” meminta perubahan ini itu sesuai kebutuhannya sendiri-sendiri. Yang paling susah apalagi jika menyangkut proses bisnis. Ini berkaitan erat dengan pengendalian perubahan (Change Control). Imbasnya manajemen proyek bisa berubah dan tidak sesuai dengan rancangan cetak birunya. Dengan ini menyebabkan semakin membengkaknya pekerjaan agar bisa sesuai dengan cetak birunya maka pengerjaan proyek akan semakin molor.

3. Skala Waktu Lama
Dengan skala waktu yang lama dalam pengerjaan proyek maka ini bisa mengakibatkan akan adanya perubahan-perubahan yang harusnya disesuaikan lagi seiring perkembangan jaman.  Bisa dilihat dari tahun 1997 sampai 2002 proyek ini berjalan. 

4. Anggaran yang Tidak Sesuai
Dengan anggaran yang melebihi kemampuan maka proyek tidak bisa terpenuhi. Anggaran ini bisa melebihi anggaran yang telah dianggarkan sebelumnya karena bisa saja dengan pengerjaan proyek yang semakin molor.

Sekian dari tulisan saya, mari kita sama-sama belajar dan menjadi lebih baik :)
Download dalam bentuk PDF

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images