Kunjungan ke Liponsos Sebagai Pembelajaran Empati Sosial dan Saling Berbagi
9:37:00 AM
Kali ini saya mau curhat lagi seputar perkuliahan saya di Sistem Informasi ITS, sebuah pelajaran berharga yang saya dapat dari kuliah keterampilan interpersonal. Pelajaran berharga yang saya dapat dari warga Liponsos, yang katanya itu tempat orang-orang gila. Trima Kasih Bapak dan Ibu sudah membuka hati saya :)
Silahkan teman-teman baca sendiri dan semoga dapat membuka hati kita semua.
Pembelajaran Keterampilan Interpersonal minggu kedua belas kali ini kita belajar keluar. Tempat yang kita tuju adalah Liponsos, yaitu Lembaga Pondok Sosial. Meskipun hujan menerjang dan angin yang begitu kencang tidak menurunkan niat dari para mahasiswa untuk mengikuti kuliah kali ini. Berkesan dan ada banyak hikmah yang dapat kita ambil.
Kesan pertama saya saat datang adalah perasaan deg-degan, bukan karena takut tapi mungkin lebih mengarah pada rasa senang. Jurusan Sistem Informasi ITS yang saya kira dulu awalnya hanya belajar tentang komputer,pemorgraman dan database ternyata ada juga mata kuliah yang mengajarkan untuk saling berbagi dengan lingkungan sekitar. Pandangan saya saat tiba di Liponsos tertuju pada para penghuni tersebut. Saya sedikit tertegun, saya juga melihat teman sekeliling saya, banyak teman yang terlihat ada rasa takut tapi juga ada yang biasa saja. Mungkin rasa takut itu timbul dari perasaan dan bayangan yang ada dalam pikiran masing-masing mahasiswa. Takut kalau ada kejadian yang tidak mereka inginkan. Setelah melihat kejadian itu yang ada dalam benak saya adalah bahwa saya dan mereka para penghuni Liponsos sama saja hanya berbeda nasib dan saya lebih beruntung, timbul rasa syukur yang luar biasa yang tidak bisa ditulis di sini.
Kuliah saat itu dibagi dalam kelompok-kelompok, Di kelompok saya ada enam orang dari penghuni Liponsos. Mereka adalah Bu Sakinah, Bu Siti, Bu Ervin, Bu Masyaroh, Pak Kholiq dan Mas Gandul. Nasib dan cerita mereka tiba di Liponsos inipun berbeda-beda. Dalam kelompok ini kita dari kelompok ular dan enam orang penghuni Liponsos ini awalnya bermain lempar tangkap bola. Banyak kejadian lucu disini. Yang paling terlihat aktif adalah bu Masyaroh, Bu Sakinah dan Pak Kholiq. Permainan yang kedua setiap kelompok dibagi lagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang dari mahasiswa dan dua orang dari Liponsos. Disitu kami saling sharing. Dari dua permainan tadi kami mendapatkan cerita dari masing-masing kehidupan mereka.
Seperti Pak Kholiq, beliau sudah berada di Liponsos sekitar 9 bulan. Awalnya Pak Kholiq mengamen di daerah Plaza Surabaya dekat monkasel saat itu beliau ditangkap oleh satpol pp dan dibawa ke Liponsos. Lalu Mas Gandul, teman yang dekat dengan Pak Kholiq, beliau sulit dalam berkomunikasi, hanya dapat menulis dan membaca. Saya yang berada di sebelahnya awalnya merasa bingung tapi saya berusaha untuk lebih mendekat lagi supaya dapat mendengar suaranya tapi ternyata memang beliau susah dalam berkomunikasi. Mas Gandul saat ditemukan sudah luap dengan nama dan asalnya, nama Gandul pun didapat saat dia berada di Liponsos. Bu Masyaroh, Ibu dua anak ini dari perkenalannya beliau mengaku berasal dari Bogor. Tidak tahu sebab dan alasannya mengapa beliau sampai di kota Surabaya. Menurutnya keadaan di Liponsos tidak enak karena tidak bisa jalan-jalan keluar dan bilang kalau sering kelaparan. Lalu Bu Ervin yang katanya sudah dua kali kabur dari Liponsos karena tidak senang tinggal di Liponsos karena sering diatur. Beliau sampai di Liponsos karena beliau juga tidak tahan di rumahnya tidak tahu alasannya kenapa. Bu Ervin juga lebih merasakan kekeluargaan di Liponsos.
Pelajaran yang saya dapat :
· Meskipun saya belajar dalam bidang teknologi harusnya saya tidak hanya fokus pada teknologi saja tapi kita juga perlu melihat lingkungan sekitar kita dan harus lebih peka dengan keadaan yang ada.
· Saya juga harus sukses dalam hidup ini supaya saya juga dapat membantu mereka yang hidupnya kurang beruntung.
· Lalu seperti yang saya sebutkan tadi saya belajar untuk bersyukur.
· Belajar juga bahwa, dalam hidup ini kita tidak boleh memandang orang lain lebih rendah, derajat kita semua sama.
· Setiap manusia memilki kelebihan dan kekurangannya sendiri, justru dari situ kita dapat saling melengkapi.
0 komentar