Masa Depan Sepak Bola Indonesia

3:01:00 PM


Sebuah ironi, tragedi, kecelakaan atau apalah itu masih banyak kata-kata yang mungkin keluar dari pikiran dan perkataan kita akan kekalahan telak Timnas Indonesia atas Bahrain kemarin. Dari stu banyak juga yang mulai menghujat kepengurusan PSSI sekarang, mulai dari dualisme kompetisilah, yang main timnasnya IPL lah dan sebagainya. Atau ada juga yang sebagian besar mengkambing hitamkan pengadil lapangan. Sebuah kekecawaan, ya kekecawaan yang keluar dari rasa cinta yang mungkin amat dalam dan kepedulian atas sepak bola Indonesia. Namun, ada juga yang sekedar dengan angin lalu mencibir,"ya gitulah Indonesia sepak bolanya, dari dulu sampai sekarang" bagi saya ini hanya sebuah perkataan orang yang memang tidak terlalu peduli dengan persepak bolaan Indonesia. Namun, seperti kata Ferdinan Sinaga dalam akun twitternya @SinagaFerdinand "Jika kalian tak bisa menerima ketika kami kalah, jangan pernah bersorak ketika kami menang" Sebuah perkataan yang memang benar adanya, sebagai suporter dan pendukung setia (dalam arti yang sebenar-benarnya) kita sebagai pemain kedua belas harus mampu tetap berdiri tegar dan mendukung!


Bagi saya kemarin orang-orang yang bilang itu main lawan Bahrain itu timnasnya IPL???


Sekarang saatnya kita tatap kedepan, masa depan yang lebih baik. Dimulai dari PSSI sebagai induk persepak bolaan Indonesia dan orang-orang lain yang sekarang ini ada dibalik layar persepakbolaan Indonesia. Ayolah sadar! Atas keegoisan kalian semua Timnas Indonesia jadi korbannya! Segera rekonsiliasi, seperti yang saya baca di koran Jawa Pos 2 Maret 2012, "Silahkan Bertarung di Lapangan" Disitu disebutkan Dahlan Iskan, menteri BUMN berkomentar kepada dua kubu besar saat ini Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie untuk mengubah cara persaingan mereka,"Daripada bertengkar terus di PSSI, lebih baik mereka membikin dua klub yang benar-benar hebat, kalau bisa, seperti Barcelona dan Real Madrid. Lalu, bertarung habis-habisan di lapangan." Dahlan juga mengatakan mereka berdua itu memiliki kemampuan membentuk sebuah klub hebat. Apalagi kecintaan mereka kepada sepak bola juga begitu tinggi. Katanya lagi,"Jadi, kecintaan kepada sepak bola itu harus diarahkan agar produktif, supaya Timnas PSSI bisa berprestasi."
(btw nggak ada lho namanya timnas pssi itu, adanya timnas Indonesia)

Nah, pasti banyak yang mengharapkan Timnas Indonesia bisa membanggakan di pentas internasional kan? Ada berjuta-juta rakyat Indonesia yang sudah kangen akan prestasi di sepak bola. Sadarlah wahai para petinggi-petinggi sepak bola, sadarlah (pake gaya hipnotis).

Hm.. panjang ya curhat saya? yaya mumpung ada waktu saya bisa nulis beginian di blog, karena sebentar lagi akan bertubi-tubi datang postingan tentang tugas kuliah, jadi mari kita lanjutkan.

Oke lalu apalagi yang harus kita rubah dan perbaiki? PEMBINAAN, ya!
Kita sudah tahu bahwa Timnas kelompok umur Indonesia terutama u-12 u-15 u-17 sudah berprestasi di dunia internasional, tidak cuma sekali, tapi BERKALI-KALI! Kita lihatkan bahwa pemain Indonesia itu canggih-canggih (haha), tinggal gimana dibina dan dididik untuk jadi lebih baik di level berikutnya. Untuk ini ada satu catatan khusus, pemain Indonesia memiliki skill bagus dan mumpuni namun sayang mental dan pendidikan masih sangat kurang. Kenapa saya bilang mental dan pendidikan masih sangat kurang? Kita lihat saja masih banyak perkelahian antar pemain, lalu pemain emosi atas keputusan wasit dan masih banyak lagi boroknya. Bung! kalo kita mau bikin atau mengembangkan prestasi Timnas perlu juga yang namanya pendidikan.

Kita lihat olahraga basket Indonesia, mulai dari DBL sampai NBL. Bener-bener deh, kompetisi yang berkualitas, pembinaan yang luar biasa. Dan kita lihat basket Indonesia kini bersinar lagi kompetisinya, kedepan ini sangat bagus untuk pembentukan Timnas basket Indonesia. Seharusnya, menurut saya akademi-akademi sepak bola dan SSB di Indonesia harus menerapkan student athlete. Lalu kompetisi-kompetisi kelompok umur sepak bola juga harus menerapkannya, seperti DBL liga basket yang diikuti SMP dan SMA ini. Bisa dibaca nih disini 
Kalau DBL ada batasan dengan nilai akademik siswa yang boleh mengikuti kompetisi, harusnya bisa ditiru oleh kompetisi kelompok umur sepak bola Indonesia. Menurut saya itu kuncinya.

nih bisa dibaca yang tadi dan ini

Yang terakhir, marilah kita semua sama-sama berdoa untuk negara kita dan kita sendiri supaya bisa berkontribusi lebih untuk negara kita tercinta ini.


God Bless

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images